Di zaman sekarang, memiliki keahlian menjahit pakaian makin dipandang sebagai sesuatu yang keren. Banyak orang bisa berpenghasilan layak dari kegiatan ini, terutama jika ia bekerja secara profesional. Ya, meskipun makin banyak orang yang berprofesi sebagai penjahit, tidak semuanya lho, bisa menjalankannya secara profesional.
Lanjutkan membaca “Berminat Menjadi Seorang Dressmaker? Baca Ini Dulu, Yuk!”
Image source: http://www.vemale.com
Manusia diciptakan Tuhan tidaklah sama, masing-masing memiliki keunikannya sendiri. Keunikan dalam hal sifat, ciri-ciri fisik, karakter, dan sebagainya. Salah satu hal yang tampak jelas terlihat ialah bentuk tubuh, yang kita semua paham bahwa bentuk tubuh manusia amat beragam.
Masalah bentuk tubuh ini, baik bagi pria maupun wanita, seringkali menjadi pertimbangan dalam berbusana. Khusus bagi wanita, yang kebanyakan berusaha untuk senantiasa tampil menarik, masalah bentuk tubuh ini patut menjadi pertimbangan dalam memilih model busana. Terlebih dalam dunia fashion ada banyak sekali model pakaian dengan beragam warna dan bahan pula.
Sumber gambar: http://previews.123rf.com/
Kebanyakan orang di Indonesia menggunakan istilah ‘penjahit’ untuk orang yang aktivitasnya sehari-hari adalah menjahit baju. Selama yang dilakukan seseorang adalah menjahit baju, entah itu baju pria atau wanita, maka dia berhak memperoleh gelar penjahit. Tidak peduli kualitas jahitannya jelek, biasa, bagus ataupun tinggi, pokoknya namanya adalah penjahit.
Hal ini mungkin tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Adakalanya seorang penjahit hanya bisa membuat satu macam model busana berpotongan sederhana, adakalanya pula penjahit lainnya bisa membuat bermacam model busana dengan potongan-potongan yang rumit, bahkan bisa membuat rancangan busananya sendiri. Namun, ada juga penjahit yang hanya bisa mengerjakan perbaikan (rehab) sederhana seperti menambal lubang, mengecilkan, memendekkan dan sebagainya.
Lanjutkan membaca “Sewist, Dressmaker, Fashion Designer, di Mana Letak Perbedaannya?”
Sebagai seorang dressmaker, saya mempunyai sebuah rumah jahit yang saya beri nama Kamila Modiste. Saya memilih nama ini karena ‘kamila’ mempunyai arti ‘sempurna’.
Walaupun tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, melalui pemilihan nama ‘kamila’ saya berusaha selalu diingatkan untuk senantiasa membuat karya dengan sebaik mungkin, sesempurna mungkin.
Tak terasa lima tahun sudah saya menekuni profesi sebagai dressmaker. Kebanyakan orang mengenal profesi ini sebatas ‘penjahit’. Ya, memang pada dasarnya kegiatan seorang dressmaker tidak jauh-jauh dari aktivitas menjahit. Namun bagi saya, penjahit dan dressmaker tidaklah bisa disamakan.
Meita Hapsari 